Hidup Nyaman di Tengah Ujian

by -151 views

Oleh Mimi Jamilah Mahya
Dosen Prodi KPI STAI Attaqwa Bekasi

Orang yang hidupnya paling nyaman itu adalah para auliya. Mereka tak mengenal stress dan takut dalam menghadapi segala macam problematika hidupnya. Bukan berarti mereka tidak punya masalah, bahkan masalah mereka seringkali lebih berat dari pada manusia umumnya. Hanya saja mereka memiliki ketenangan jiwa dan kelapangan hati yang tak dimiliki manusia umumnya. Dan juga karena itu memang karakterisktik mereka yang disebutkan dalam Al Qur’an:

الا ان اولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون

“Ingatlah sesungguhnya para wali Allah tidak ada rasa takut dan tidak pula mereka bersedih hati.”

Dalam berbagai kisah dan biografi para aulia, rata-rata mereka diuji dengan sakit, kemiskinaan, hinaan, ejekan, diasingkan, bahkan banyak di antara mereka dituduh berbuat syirik, kafir dan zindiq. Bahkan ulama selevel Syeikh Abdul Qadir Jailani, Al Ghazali dan Ibnu Arabi pun tak luput dari cercaan manusia. Padahal mereka adalah orang-orang yang sangat kuat akidah, syariat dan akhlak tasawufnya.

Allah menguji para kekasihnya hanya untuk membuktikan apakah cinta dan loyalitas ibadah dan pengabdian mereka kepada Allah benar-benar tulus karena-Nya atau karena sesuatu yang lainnya? Ya tentu setiap kita juga pasti diuji sesuai kadar kemampuan iman dan ilmu pengetahuan kita.

Lalu, bagaimana bisa mereka kuat dan tahan menghadapai ujian yang bertubi-tubi. Tentu semua itu karena ilmu, iman, dan inayah Allah yang dianugerahkan kepada mereka.

Bagi mereka yang menjadikan Allah sebagai tujuan utamanya dan harapannya, maka akan melihat ujian itu kecil di matanya. Karena mereka memandang segala sesuatu dengan pandangan cinta, jika mereka telah mencintai Tuhannya, maka apapun yang dilakukan dan ditakdirkan Tuhan kepada mereka, meraka tak kan peduli asalkan mereka Tuhan senang dan ridha kepada mereka. Demikianlah jika ridha dan cinta iIahi telah memenuhi hati mereka.

Bagi mereka cinta kepada Tuhan bukan sekedar kata-kata. Cinta adalah ketaatan, ketundukan, loyalitas tanpa syarat. Cinta tak pernah bertanya mengapa? Kepada yang dicintai. Cinta hanya bilang “sami’naa wa atha’naa”.

Cinta tak pernah peduli apa yang dikatakan orang. Cinta hanya peduli kepada Kekasih. Cinta tak pernah melihat yang lain. Cinta hanya melihat Kekasih.

Cinta bagi para auliya adalah anugerah semata dan bukan semata -mata usaha. Maka jangan pernah katakan cinta tanpa pembuktian yang nyata.

Sebab seandainya kita dianugerahkan cintaNya maka kita akan benar-benar fana dan tenggelam dalam cinta-Nya dan melupakan dunia dan segalanya.

Oleh Karena itu hadapilah ujian dengan sabar dan ridha, insyaAllah jika itu yang kita lakukan maka Allah akan anugerahkan kita dengan kemanisan dan kenikmatan hidup dan Allah akan buat hidup kita, aman, nyaman dan tentram. Anggaplah ujian kita sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang Allah kepada kita dan tak lupa untuk selalu memohon ampun agar ujian dapat menghapus dosa-dosa kita.

Itulah yang banyak dirasakan orang-orang saleh dari para nabi dan auliya. Semoga kita bisa mencicipi indahnya hidup sebagaimana yang mereka rasakan.